Airtanah? Apa dan Bagaimana Mencarinya?
Hanya
dikarenakan jenis air ini tidak terlihat secara langsung, banyak
kesalahfahaman dalam masalah ini. Banyak orang secara umum menganggap
airtanah itu sebagai suatu danau atau sungai yang mengalir di bawah
tanah. Padahal, hanya dalam kasus dimana suatu daerah yang memiliki gua
dibawah tanahlah kondisi ini adalah benar. Secara umum airtanah akan
mengalir sangat perlahan melalui suatu celah yang sangat kecil dan atau
melalui butiran antar batuan
(Model aliran airtanah melewati rekahan dan butir batuan)
Batuan
yang mampu menyimpan dan mengalirkan airtanah ini kita sebut dengan
akifer. Bagaimana interaksi kita dalam penggunaan airtanah? Yang alami
adalah dengan mengambil airtanah yang muncul di permukaan sebagai
mataair atau secara buatan. Untuk pengambilan airtanah secara buatan,
mungkin analogi yang baik adalah apabila kita memegang suatu gelas yang
berisi air dan es. Apabila kita masukkan sedotan, maka akan terlihat
bahwa air yang berada di dalam sedotan akan sama dengan tinggi air di
gelas. Ketika kita menghisap air dalam gelas tersebut terus menerus pada
akhirnya kita akan menghisap udara, apabila kita masih ingin menghisap
air yang tersimpan diantara es maka kita harus menghisapnya lebih keras
atau mengubah posisi sedotan. Nah konsep ini hampirlah sama dengan
teknis pengambilan airtanah dalam lapisan akifer (dalam hal ini diwakili
oleh es batu) dengan menggunakan pompa (diwakili oleh sedotan)
Hal
yang menarik, jika kita tutup permukaan sedotan maka akan terlihat
bahwa muka air di dalam sedotan akan berbeda dengan muka air didalam
gelas. Perbedaan ini akan mengakibatkan pergerakan air. Sama dengan
analog ini, airtanahpun akan bergerak dari tekanan tinggi menuju ke
tekanan rendah. Perbedaan tekanan ini secara umum diakibatkan oleh gaya
gravitasi (perbedaan ketinggian antara daerah pegunungan dengan
permukaan laut), adanya lapisan penutup yang impermeabel diatas lapisan
akifer, gaya lainnya yang diakibatkan oleh pola struktur batuan atau
fenomena lainnya yang ada di bawah permukaan tanah. Pergerakan ini
secara umum disebut gradien aliran airtanah (potentiometrik). Secara
alamiah pola gradien ini dapat ditentukan dengan menarik kesamaan muka
airtanah yang berada dalam satu sistem aliran airtanah yang sama.
Mengapa
pergerakan atau aliran airtanah ini menjadi penting? Karena disinilah
kunci dari penentuan suatu daerah kaya dengan airtanah atau tidak. Perlu dicatat : tidak seluruh daerah memiliki potensi airtanah alami yang baik.
Model aliran airtanah itu sendiri akan dimulai pada daerah resapan airtanah atau sering juga disebut sebagai daerah imbuhan airtanah (recharge zone).
Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada di permukaan tanah
baik air hujan ataupun air permukaan mengalami proses penyusupan
(infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang pori tanah/batuan atau
celah/rekahan pada tanah/batuan.
(Model siklus hidrologi, dimodifikasi dari konsep Gunung Merapi-GunungKidul)
Proses penyusupan ini akan berakumulasi pada satu titik dimana air tersebut menemui suatu lapisan atau struktur batuan yang bersifat kedap air (impermeabel). Titik akumulasi ini akan membentuk suatu zona jenuh air (saturated zone) yang seringkali disebut sebagai daerah luahan airtanah (discharge zone).
Perbedaan kondisi fisik secara alami akan mengakibatkan air dalam
zonasi ini akan bergerak/mengalir baik secara gravitasi, perbedaan
tekanan, kontrol struktur batuan dan parameter lainnya. Kondisi inilah
yang disebut sebagai aliran airtanah. Daerah aliran airtanah ini
selanjutnya disebut sebagai daerah aliran (flow zone).
Dalam
perjalananya aliran airtanah ini seringkali melewati suatu lapisan
akifer yang diatasnya memiliki lapisan penutup yang bersifat kedap air
(impermeabel) hal ini mengakibatkan perubahan tekanan antara airtanah
yang berada di bawah lapisan penutup dan airtanah yang berada diatasnya.
Perubahan tekanan inilah yang didefinisikan sebagai airtanah tertekan (confined aquifer) dan airtanah bebas (unconfined aquifer).
Dalam kehidupan sehari-hari pola pemanfaatan airtanah bebas sering kita
lihat dalam penggunaan sumur gali oleh penduduk, sedangkan airtanah
tertekan dalam sumur bor yang sebelumnya telah menembus lapisan
penutupnya.
Airtanah bebas (water table)
memiliki karakter berfluktuasi terhadap iklim sekitar, mudah tercemar
dan cenderung memiliki kesamaan karakter kimia dengan air hujan.
Kemudahannya untuk didapatkan membuat kecenderungan disebut sebagai
airtanah dangkal (Padahal dangkal atau dalam itu sangat relatif lho).
Airtanah tertekan/ airtanah terhalang inilah yang seringkali disebut sebagai air sumur artesis (artesian well).
Pola pergerakannya yang menghasilkan gradient potensial, mengakibatkan
adanya istilah artesis positif ; kejadian dimana potensial airtanah ini
berada diatas permukaan tanah sehingga airtanah akan mengalir vertikal
secara alami menuju kestimbangan garis potensial khayal ini. Artesis nol
; kejadian dimana garis potensial khayal ini sama dengan permukaan
tanah sehingga muka airtanah akan sama dengan muka tanah. Terakhir
artesis negatif ; kejadian dimana garis potensial khayal ini dibawah
permukaan tanah sehingga muka airtanah akan berada di bawah permukaan
tanah..
Jadi,
kalau tukang sumur bilang bahwa dia akan membuat sumur artesis, itu
artinya dia akan mencari airtanah tertekan/airtanah terhalang ini..
belum tentu airnya akan muncrat dari tanah ;p
Lalu airtanah mana yang akan dicari?
Itulah
yang pertama kali harus kita tentukan. Tiap jenis airtanah memerlukan
metode pencarian yang spesifik. Tapi secara umum bisa kita bagi menjadi :
Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
: Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran
lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar dalam
metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi pengukuran tahanan
jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain. Pengukuran lainnya adalah dengan menggunakan sesimik, gaya berat dan banyak lagi.
Metode berdasarkan aspek kimia (Hidrogeokimia)
: Penekanannya pada aspek kimia yaitu mencoba merunut pola pergerakan
airtanah. Secara teori ketika air melewati suatu media, maka air ini
akan melarutkan komponen yang dilewatinya. Sebagai contoh air yang telah
lama mengalir di bawah permukaan tanah akan memiliki kandungan mineral
yang berasal dari batuan yang dilewatinya secara melimpah.
Metode manakah yang terbaik?
Kombinasi
dari kedua metode ini akan saling melengkapi dan akan memudahkan kita
untuk mengetahui lebih lengkap mengenai informasi keberadaan airtanah di
daerah kita.
Selamat mencari airtanah… untuk kehidupan yang lebih baik.
Chiba, 23 Agustus 2006
Chiba, 23 Agustus 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar